BAYI yang lahir dengan proses persalinan caesar, tidak
hanya berisiko tinggi mengalami asma dan alergi rinitis. Penelitian baru
mengungkapkan, bayi pun berisiko mengalami obesitas dibandingkan yang
lahir normal.
Penelitian ini disimpulkan melalui pemeriksaan terhadap 1.255 pasangan ibu dan anak yang menghadiri delapan layanan bersalin rawat jalan di Massachusetts bagian timur, Amerika Serikat, mulai dari 1999 hingga 2002, sebagaimana dilansir Medical Express, Jumat (25/5/2012).
Para ibu bergabung dalam uji penelitian 22 pekan sebelum persalinan. Sedangkan bayi mereka sudah mulai diukur dan ditimbang sejak kelahirannya. Pengukuran bayi dilanjutkan per enam bulan. Kemudian saat bayi sudah berusia tiga tahun, diukur ketebalan lipatan kulit anak, serta menilai ukuran lemak tubuhnya.
Dari 1.255 kelahiran, sekitar satu dari empat atau sebanyak 284 (22,6 persen) kelahiran melalui operasi caesar, dan sisanya 971 (77,4 persen) melahirkan normal.
Ibu yang melahirkan dengan operasi caesar cenderung mengalami kenaikan berat badan lebih banyak daripada yang melahirkan normal. Mereka pun menyusui bayi mereka untuk jangka waktu lebih pendek.
Selain itu, bayi yang dilahirkan melalui operasi caesar pun cenderung berbobot lebih besar daripada bayi yang dilahirkan normal. Terlepas dari berat lahir, setelah memperhitungkan berat badan ibu (BMI) dan beberapa faktor berpengaruh lainnya, persalinan caesar dikaitkan dengan dua kali lipat kemungkinan obesitas bagi anak saat berusia 3 tahun.
Hampir 16 persen anak yang dilahirkan melalui operasi caesar mengalami obesitas pada tahun ketiga usianya dibandingkan dengan 7,5 persen dari mereka yang lahir normal. Anak yang lahir caesar juga tinggi hasil pengukuran body mass index-nya, serta memiliki ketebalan lipatan kulit pada usia tiga tahun.
Para peneliti berspekulasi, salah satu penjelasan memungkinkan untuk temuan mereka ini ialah perbedaan dalam komposisi bakteri usus yang diperoleh saat lahir antara dua metode persalinan. Mereka menyoroti penelitian sebelumnya yang menunjukkan, bahwa anak yang lahir caesar memiliki jumlah lebih banyak bakteri Firmicutes dan angka yang lebih rendah dari bakteri Bacteroides dalam usus mereka. Kedua kelompok tersebut merupakan pengembangbiak sebagian flora dalam usus.
Berdasarkan hasil penelitian lain menyatakan, orang gemuk memiliki kadar tinggi bakteri Firmicutes. Bakteri ini diperkirakan sebagai penyebab terpicunya pembentukan obsesitas karena meningkatkan energi yang diekstrak dari makanan dan merangsang sel untuk meningkatkan resistensi insulin, peradangan, serta deposito lemak.
"Hubungan antara kelahiran caesar dan peningkatan risiko obesitas memberikan alasan penting menghindari nonindikasi medis operasi caesar," tulis seorang peneliti.
Sang peneliti mengingatkan, para ibu hamil yang akan memilih opsi metode persalinan harus dibuat sadar akan risiko kesehatan potensial untuk bayinya, termasuk kemungkinan obesitas.
Sumber : http://health.okezone.com/read/2012/05/25/483/635297/lahirkan-caesar-berisiko-anak-obesitas
Penelitian ini disimpulkan melalui pemeriksaan terhadap 1.255 pasangan ibu dan anak yang menghadiri delapan layanan bersalin rawat jalan di Massachusetts bagian timur, Amerika Serikat, mulai dari 1999 hingga 2002, sebagaimana dilansir Medical Express, Jumat (25/5/2012).
Para ibu bergabung dalam uji penelitian 22 pekan sebelum persalinan. Sedangkan bayi mereka sudah mulai diukur dan ditimbang sejak kelahirannya. Pengukuran bayi dilanjutkan per enam bulan. Kemudian saat bayi sudah berusia tiga tahun, diukur ketebalan lipatan kulit anak, serta menilai ukuran lemak tubuhnya.
Dari 1.255 kelahiran, sekitar satu dari empat atau sebanyak 284 (22,6 persen) kelahiran melalui operasi caesar, dan sisanya 971 (77,4 persen) melahirkan normal.
Ibu yang melahirkan dengan operasi caesar cenderung mengalami kenaikan berat badan lebih banyak daripada yang melahirkan normal. Mereka pun menyusui bayi mereka untuk jangka waktu lebih pendek.
Selain itu, bayi yang dilahirkan melalui operasi caesar pun cenderung berbobot lebih besar daripada bayi yang dilahirkan normal. Terlepas dari berat lahir, setelah memperhitungkan berat badan ibu (BMI) dan beberapa faktor berpengaruh lainnya, persalinan caesar dikaitkan dengan dua kali lipat kemungkinan obesitas bagi anak saat berusia 3 tahun.
Hampir 16 persen anak yang dilahirkan melalui operasi caesar mengalami obesitas pada tahun ketiga usianya dibandingkan dengan 7,5 persen dari mereka yang lahir normal. Anak yang lahir caesar juga tinggi hasil pengukuran body mass index-nya, serta memiliki ketebalan lipatan kulit pada usia tiga tahun.
Para peneliti berspekulasi, salah satu penjelasan memungkinkan untuk temuan mereka ini ialah perbedaan dalam komposisi bakteri usus yang diperoleh saat lahir antara dua metode persalinan. Mereka menyoroti penelitian sebelumnya yang menunjukkan, bahwa anak yang lahir caesar memiliki jumlah lebih banyak bakteri Firmicutes dan angka yang lebih rendah dari bakteri Bacteroides dalam usus mereka. Kedua kelompok tersebut merupakan pengembangbiak sebagian flora dalam usus.
Berdasarkan hasil penelitian lain menyatakan, orang gemuk memiliki kadar tinggi bakteri Firmicutes. Bakteri ini diperkirakan sebagai penyebab terpicunya pembentukan obsesitas karena meningkatkan energi yang diekstrak dari makanan dan merangsang sel untuk meningkatkan resistensi insulin, peradangan, serta deposito lemak.
"Hubungan antara kelahiran caesar dan peningkatan risiko obesitas memberikan alasan penting menghindari nonindikasi medis operasi caesar," tulis seorang peneliti.
Sang peneliti mengingatkan, para ibu hamil yang akan memilih opsi metode persalinan harus dibuat sadar akan risiko kesehatan potensial untuk bayinya, termasuk kemungkinan obesitas.
Sumber : http://health.okezone.com/read/2012/05/25/483/635297/lahirkan-caesar-berisiko-anak-obesitas
0 komentar:
Posting Komentar